Museum Taman Prasasti, atau orang kerap menyebutnya sebagai pekuburan Kebonjahe Kober, dikenal sebagai kompleks pemakaman tua. Meski usianya sudah berabad, nisan-nisan yang ada di makam yang terletak di Jalan Tanah Abang I ini masih berdiri dengan kokoh, walau ada sebagian yang kondisinya sudah rusak.
Salah satu staf museum yang tidak ingin disebutkan namanya menjelaskan kepada Wartakotalive mengenai sisi lain dari makam ini, yakni mengenai kehidupan lain yang ada di sana. Ia menyebutkan, banyak kesaksian yang berasal dari masyarakat sejak zaman dulu hingga sekarang, yang menggambarkan betapa angkernya tempat ini.
Bahkan, kuatnya energi dari makhluk astral yang ada di sana, tempat ini kerap kali dijadikan sebagai wisata malam, dan bahkan pernah pula salah satu stasiun televisi menggunakan salah satu titik di tempat ini sebagai lokasi uji nyali.
Kompleks makam yang terbagi atas 11 blok dan mengikuti kontur parit ini menyimpan ribuan koleksi. Nisan-nisan yang terdapat di sini memiliki bentuk yang unik, berbeda dengan nisan yang umumnya ditemui di pemakaman-pemakaman lain. Jika ditengok dari angka tahun yang tertulis di nisan, maka mayoritas menjelaskan tanggal meninggal 1800-1900-an.
Selain adanya nisan-nisan dan pohon besar yang membuat bulu kuduk merinding, di tempat ini juga terdapat sebuah kereta jenazah yang berusia sangat tua. Jika kita masuk dari pintu gerbang, maka letak kereta ini ada di sisi pemakaman, menempati sebuah bangunan tak berdinding.
Meski sudah berumur, kereta jenazah tua itu masih tampak kokoh. Bentuknya masih utuh, bahkan kursi kemudi dan rangka kereta masih terlihat utuh.
Kereta jenazah yang menyimpan banyak kisah ini memiliki panjang lebih kurang enam meter, dengan dominasi rangka dari kayu jati berwarna hitam dan berdinding kaca pada sisi samping dan belakang.
Ruangan dalam kaca tersebut cukup lapang dan kosong. Dulu, jenazah dibaringkan di tempat tersebut saat diangkut ke pemakaman.
Jika berada dekat dengan kereta jenazah ini pada sore hari menjelang maghrib atau pada malam hari, dipastikan suasananya akan menjadi lain.
Konon, kereta jenazah itu dulunya berfungsi sebagai pengangkut jenazah orang Belanda yang diturunkan dari perahu, yang membawanya dari Kali Krukut untuk selanjutnya dibawa ke rumah duka atau ke pemakaman. Kereta ini hanya digunakan mengangkut orang Belanda, dan tidak berlaku bagi pribumi.
0 opmerkings:
Plaas 'n opmerking